Selasa, 02 Juni 2015

Siklus hidup Fitoplankton


 


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Di perairan air tawar terdapat organisme yang berdasarkan cara hidupnya dibedakan atas plankton, neuston, nekton dan bentos. Tumbuh-tumbuhan yang mudah terlihat oleh mata disebut makrofita. Keberadaan makrovita diperairan dapat digunakan sebagai naungan dan tempat makan untuk berbagai jenis hewan, member ruang hidup pada mikroorganisme dan menjaga keseimbangan proses dekomposisi bahan organic dalam menyerap karbondioksida dan melepas oksigen. Fitoplankton diperaiaran air tawar didominasi oleh alga hijau. Fitoplankton dikonsumsi oleh zooplankton dan ikan.
Setiap subtract dasar sungai memiliki komponen biotic yang khas. Jenis hewan yang menempati subtract batuan berbeda dengan jenis hewan yang menempati subtract lumpur. Subtract lumpur banyak ditumbuhi makrovita  berakar dan dihuni invertebrate. Banyak jenis-jenis invertebrate ini tidak memakan makrovita berakar, tetapi hanya sebagai tempat berlindung. Makanan invertebrate justru tumbuhan seperti alga epifit yang hidup di antara makrovita berakar. Oleh karena lingkungan perairan air tawar sering berubah karena perubahan lingkungan maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai  perubahan pada dinamika biota perairan termasuk fitoplankton, makrovita dan  perifiton.

1.2              Rumusan Masalah
a.                   Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan fitoplankton?  
b.                  Bagaimanakah jenis dan keanekaragaman fitoplankton?
c.                   Bagaimana siklus hidup fitoplankton?
d.                  Apa saja manfaat fitoplankton bagi kehidupan?



BAB II
ISI

2.1       Pengertian Fitoplankton

Fitoplankton merupakan sekelompok organisme yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena hidup fitoplankton terutama pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan dan mempunyai kandungan klorofil yang mampu melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh fitoplankton sebagai produsen merupakan sumber energi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang  berperan sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan di ikuti oleh organisme air lainnya seperti ikan melalui rantai dan jaring-jaring makanan. Setidaknya sekitar 90% proses fotosintesis diperairan dilakukan oleh fitoplankton, sedangkan 10% sisanya berasal dari hasil fotosintesis yang dilakukan oleh mikrofita.
Fitoplankton selain disusun oleh sekelompok bakteri terutama juga tersusun dari kelompok ganggang (alga) mikroskopik. Ganggang ini ada yang uniseluler, koloni atau membentuk filamen. Didalam perairan tawar fitoplankton ini hidup bersama dengan zooplankton dan organisme lainnya. Alga yang hidup di air terbuka seperti didanau dan sungai yang arusnya tidak terlalu kuat meliputi hampir seluruh sekelompok takson alga.Populasi ganggang yang berada di  perairan danau oligotropik (danau yang memiliki kandungan nutrisi yang rendah) kurang berlimpah dibandingkan dengan danau eutropik (danau yang kaya nutrisi). Pembusukan bahan-bahan organik di dalam danau oligotropik tidak terlalu tinggi sehingga tidak menghabiskan persediaan oksigen. Oleh karena itu, oksigen tidak menjadi nutrien yang membatasi pertumbuhan fitoplankton.
 Ekosistem danau ini mempunyai dua lapisan perairan yaitu lapisan  perairan yang lebih hangat dan lapisan perairan yang dingin. Lapisan perairan yang lebih hangat berada di lapisan atas (epilimnion) sebaliknya lapisan perairan yang lebih dingin terdapat di dalam metalimnion dan hipoliranion. Lapisan epilimnion merupakan lapisan yang kaya akan oksigen sedangkan lapisan hipolimnion merupakan lapisan yang miskin oksigen. Perbedaan kandungan oksigen pada kedua lapisan tersebut berkaitan dengan jumlah cahaya yang menjadi energi utama dalam proses fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton di daerah epilimnion lebih tinggi daripada di daerah hipolimnion.

2.2       Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Fitoplankton

            Fitoplanton tumbuh padat didalam danau eutrophik karena daerah eutrophik banyak memberikan nutrisi yang penting bagi fitoplankton, terutama unsure P dan N. namun, meskipun populasi fitoplanton tinggi kadar oksigen terlarut tetap rendah, karena cahaya tidak dapat menembus perairan. Unsure P dan  N adalah unsure yang bermanfaat bagi pertumbuhan fitoplanton.
Fosfat merupakan unsur penting yang terdapat di dalam danau air tawar. Fosfat merupakan nutrient utama bagi fitoplanton. Di dalam sebuah danau eutrofik, dimana populasi ganggang berlimpah-limpah, ketika fosfor juga tersedia  berlimpah di dalam suatu danau, nitrogen menjadi terbatas. Pada danau yang seperti ini, ganggang hijau biru jenis tertentu dapat mempunyai keuntungan dalam  berkompetisi dengan ganggang lain dan sering kali kelimpahannya mendominasi. Di danau Eutrofik tingkat kematian fitoplanton sangat tinggi akibatnya materi organic busuk dari fitoplanton menumpuk di daerah hipolimnion, hal ini menyebabkan habisnya oksigen di daerah hipolimnion (Hadi,2010)
Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap kepadatan fitoplanton adalah kecepatan arus air. Dimana kepadatan fitoplanton akan berkurang drastis  pada kecepatan arus yang lebih besar dari 1 m/detik. Jadi kelimpahan fitoplanton di ekosistem lentik lebih tinggi dibanding pada ekosistem lotik terutama adalah  perifiton. Perifiton merupakan organisme tumbuhan yang hidupnya melekat pada subtract yang ada diperairan misalnya pada batang, kayu, batu, cangkang invertebrata,dsb
 Selain kecepatan arus air yang berpengaruh antara lain kekeruhan air juga sangat mempengaruhi keberadaan fitoplanton. Singh (1983) mencatat bahwa kepadatan fitoplanton di sungai Gangga (India) pada tingkat kekeruhan 45-55  ppm mencapai 2500 individu/L dan pada saat musim penghujan tingkat kekeruhan meningkat menjadi 600-900 ppm yang menyebabkan kepadatan fitoplanton menurun sangat drastic hanya 100 individu/L.
Selain faktor diatas menurut Goldman dan Hone (1983) pertumbuhan fitoplanton dipengaruhi oleh faktor abiotik yaitu intensitas cahaya, suhu, pH, oksigen terlarut, materi organic terlarut dan unsure hara yang terlarut seperti senyawa nitrogeb dan fosfat. Cahaya mempengaruhi fitoplanton karena cahaya diperlukan dalam fotosintesis fitoplanton. Zat hara diperlukan fitoplanton untuk  pertumbuhannya. Suhu mempenagruhi fitoplanton karena suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi fitoplanton.

2.3       Jenis dan Keanekaragaman Fitoplankton

Fitoplankton terdiri dari berbagai jenis ganggang, yaitu Cyanophyta (ganggang hijau biru), Cryptophyceae (kriptofita), Dinophyceae (dinoflagelata), Chlorophyta (ganggang hijau), Euglenophyta (kelompok euglena), Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyceae dan Haptophyceae (ganggang kuning keemasan). Fitoplankton mencukupi kebutuhan energi dan karbon melalui fotosintesis. Nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit pada umumnya adalah vitamin, seperti cyanocobalamin, thiamine, dan biotin. Fitoplankton memerlukan sekitar 20 unsur-unsur untuk pertumbuhan, tetapi hanya karbon, nitrogen dan fosfor yang benar-benar diperlukan sehingga ketidakhadiran unsur tersebut dapat mengatasi laju pertumbuhan fitoplankton. Semua unsur-unsur tersebut terdapat di dalam air pada konsentrasi lebih rendah dibanding yang diperlukan oleh sel, oleh sebab itu fitoplankton memiliki mekanisme yang berkaitan dengan enzim untuk memasukkan unsur tersebut ke dalam sel.
Jenis – jenis fitoplankton adala sebagai berikut :



2.3.1        Cyanophyta (ganggang hijau biru)
Cyanophyta merupakan bakteri dengan struktur sel prokariotik sederhana. Cyanobacteria berbeda dengan bakteri lainnya karena adanya klorofil a, pigmen fotosintetik yang dimiliki oleh alga dan tumbuhan tinggi. Cyanobacteria juga mampu menggunakan air sebagai donor elektron didalam fotosintesis. Jadi Cyanobacteria mampu melakukan fotosintesis seperti pada tumbuhan tinggi. Bentuk Cyanobacteria ada yang bersifat unicellular, filamen dan koloni. Kebanyakan dari Cyanobacteria yang planktonic terdiri dari coccoid yaitu famili Chroococcaceae (Microcystis, Coelosphareium dan  Coccochloris). Jenis yang filamen (Planktothrix, Limnothrix dan Tychonema ), Nostocaceae ( Anabena, Aphanizomenon, dan Nodularia) dan Rivulariaceae (Gletrichia).
            Cyanobacteria memiliki sel terdiferensiasi yang disebut heterocysts. Heterocysts bisa terdapat pada alga bentuk filamen tetapi jarang pada Oscilatoria. Heterocysts memiliki peran utama dalam proses fiksasi nitrogen. Heterocysts merupakan penyerap cahaya yang utama pada Cyanobacteria. Heterocysts tidak memiliki fotosistem tetapi memiliki kemampuan reduksi yang tinggi. Lapisan lilin di dalam Heterocysts mampu membatasi laju difusi oksigen dari luar, tetapi nitrogen dapat melaluinya untuk mendukung terjadi  proses fiksasi. Lingkungan dalam Heterocysts memungkinkan untuk terjadinya proses fiksasi nitrogen. Tetapi enzim nitrogenase tidak aktif dengan adanya oksigen. Karbon organik dari sel disebelahnya ditransfer ke dalam Heterocysts dan digunakan sebagai suatu sumber energi di dalam  proses fiksasi nitrogen.
2.3.2        Chlorophyta (ganggang hijau)
Chlorophyta merupakan kelompok alga yang berukuran besar dan memiliki bentuk bervariasi. Kelompok alga hijau adalah Volvocales dan Chlorococcales. Reproduksi secara aseksual dilakukan melalui pembelahan sel tetapi tidak untuk kelompok Chlorococcales dan Siphonales. Pembagian sel didalam koloni mengakibatkan pelebaran koloni. Koloni tersebut dapat terpecah-pecah dan terbentuklah koloni baru dibentuk dari fragmentasi koloni induk. Reproduksi seksual didalam alga hijau beragam. Cara yang sederhana adalah melalui peleburan dua sel gamet melalui apa yang disebut isogami dan anisogami. Gamet jantan dan betina berflagel, memiliki struktur dan ukuran serupa atau ada yang gamet betinanya sedikit lebih besar dari jantan. Isogami merupakan peleburan gamet jantan dan betina yang ukurannya sama, anisogami merupakan peleburan gamet jantan dan betina yang ukurannya  berbeda.

2.3.3        Alga Kuning-Hijau (Xanthophyceae)
Anggota Xanthophyceae berbentuk unicellular, koloni dan filamen. Xanthophyceae bercirikan adanya klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Semua sel yang motil mempunyai dua flagela, salah satu dari lembut dan lebih panjang dibanding yang lainnya. Xanthophyceae ada yang selnya tidak memiliki dinding, tetapi yang selnya berdinding mengandung pektin dalam jumlah yang besar. reproduksi aseksual pada umumnya melalui pembelahan dan  pembentukan zoospora. Kebanyakan alaga Xanthophyceae melekat pada substrat dan epifit pada makrofita. Sebagian besar anggotanya bersifat  planktonik dan meliputi genus-genus umum seperti Chlorobotrys, Gleobotrys dan Gleochloris.

2.3.4        Alga Coklat-keemasan
Kromofora Chrysophyceae menghasilkan susunan warna coklat keemasan karena adanya β-karotene dan xanthophyl khusus yaitu karotenoids dan juga mengandung khlorofil a. Kebanyakan dari alga Chrysophycean adalah unicellular contohnya Ochromonas, dan beberapa ada yang berupa koloni contohnya Synura, dan jarang yang berbentuk filamen. Banyak jenis yang tidak mempunyai dinding sel dan dilemgkapi oleh membran sitoplasmik, sedangkan beberapa permukaan sel ditutup oleh plat mengandung zat kapur atau mengandung silika. Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan sel secara membujur. Jenis yang unicellular dengan flagel tunggal meliputi Chromulina, Chrysococcus dan Mallomonas. Chrysophyceae yang berbentuk koloni yang besar misalnya Synura, Chrysophaerella, Uroglena, dan Dinobryon. Beberapa jenis alga Chrysophyceae dapat melakukan fotosintesis dengan phagotrophy. Alga yang  phagotrophy mendapat nutrisi dan energi dengan mencerna bakteri.

2.3.5        Diatoms (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan di dalam air. Karakteristik bacillariophyceae adalah memiliki dinding sel dan bentuknya dapat berupa koloni dan unicellular. Kelompok ini dibagi menjadi dua yaitu diatom simetri (central) yang mempunyai simetri radial dan diatom pinatus atau bertagkai (pennales) yang memiliki simetri bilateral. Dinding sel atau frustul diatom terdiri atas dua katup yang cocok satu dengan lainnya. Empat kelompok utama pada diatom bertangkai meliputi, a) Araphidineae (Pseudoraphe, Asterionella,  Diatoma, Fragileria);b)Raphidioidineae ( Actinelia, Eunotia); c) Monoraphidineae ( Achnanthes, Cocconeis); dan d) Biraphidineae ( Amphora, Cymbella, Gomphonema, Navicula). Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi secara vegetatif dengan sel adalah dengan cara membelah diri. Reproduksi seksual terjadi hanya ketika sel merespon kondisi-kondisi lingkungan, misalnya cahaya, temperatur, nutrien, faktor pertumbuhan dan lain-lain.
2.3.6        Cryptophyceae (kriptofita)
Kebanyakan dari alga crytophyceae adalah unicellular dan motil. Anggota plankton Cryptomonadineae misalnya Cryptomonas, Rhodomonas dan Chroomonas. Crytophyceae melakukan reproduksi melalui pembelahan sel secara membujur. Ganggang crytophyceae hampir ada pada semua danau, dengan mengabaikan status yang trophiknya. Kerakteristik crytophyceae meliputi, dan mampu bereproduksi pada cahaya yang berintesitas rendah.

2.3.7        Dinophyceae (dinoflagellata)
Dinoflagellata merupakan alga satu sel berflagel sehingga banyak yang motile. Mayoritas tidak mempunyai diding sel (Gymnodinium). Permukaan sel mempunyai garis melintang dan kerut membujur yang saling berhubungan dan berisi flagel. Dinoflagellata bereproduksi secara seksual, tetapi yang dominan adalah reproduksi aseksual melalui pembentukan aplanospora.

2.3.8        Euglenophyta (kelompok euglena)
Ganggang euglenoid (Euglenophyceae) ukurannya relatif lebih besar dan merupakan fitoplankton yang sesungguhnya. Hampir semua euglenoids adalah unicellular, tidak mempunyai suatu dinding sel dan mempunyai flagella yang berasal dari invaginasi membran sel. Reproduksi terjadi dengan  pembelahan sel secara longitudinal. Euglenoid mendapatkan nutrisi melalui fotosintesis, tetapi sebagian ada yang bersifat fagotrofik. Amoniak dan campuran nitrogen organik adalah sumber nitrogen yang penting bagi kebanyakan ganggang euglenoid.

2.3.9        Alga Coklat dan Merah
 
Alga coklat (Phaoephyta) kebanyakan berbentuk filamen atau ganggang  bertalus. Sebagian besar hidup di air laut, yang hidup di air tawar hidupnya melekat pada substrat. Ganggang merah (Rhodophyta) juga sangat jarang yang tersebar pada perairan tawar. Jenis yang bertalus (Batrachospermum) hidup terbatas pada air yang berarus dan teroksigenasi dengan baik.

2.4       Perkembangbiakan Fitoplankton secara Aseksual
 Fitoplankton berkembang biak atau bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin.. Tiap-tiap jenis fitoplankton mempunyai cara reproduksi aseksual yang berbeda-beda. Perkembangbiakan fitoplankton secara aseksual dapat melalui pembelahan sel, fragmentasi, maupun pembentukan spora. 



2.4.1       Pembelahan sel
Pembelahan sel terjadi dengan cara sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel–sel tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah mengalami dormansi (istirahat yang panjang). Saat pembelahan sel terdapat heterokist yang terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif. Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Selain itu terdapat akinet yang terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penebalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks. Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni.
Contoh fitoplankton yang bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel dari golongan alga antara lain Gleocapsa dan Chlorella sp.. Pada algae, khususnya Tetraselmis sp. dari divisi Chlorophyta, reproduksi aseksual dimulai dengan membelahnya protoplasma sel menjadi dua, empat, delapan dalam bentuk zoospore setelah masing-masing melengkapi diri dengan flagella. Dalam hal ini protoplasma sel vegetatif mengadakan pembelahan berulang-ulang sehingga dari satu sel induk dapat terbentuk 2– 16 sel anak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6q9YR3LVfGCpdHaqXk-yVVJjQTkaFr7dsgKJ2Ey9y2k0PPZNpNWl6fX6BpEQDA_pYYa9-d_2wakWrisc6PwSSUNdCEgNCcwicxvGdjGOH0mIL1dVfSCRrzN2Yx5Kk1NjXxrtsgpIFAfKM/s1600/gleocapsamembelah.jpg
Gambar Pembelahan sel pada Gleocapsa.
Pembelahan sel pada diatom sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerahan perairan, kadar garam dan kondisi makanan yang tersedia diperakan tersebut. Diatom sangat cepat mempergunakan makanan di sekitarnya sehingga mempunyai kemampuan ganda dalam pembelahan selnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembelahan sitoplasma dalam frustul dimana epiteka induk akan menghasilkan hipoteka yang baru, sedangkan hipoteka yang lama akan menjadi epiteka yang menghasilkan hipoteka yang baru pula pada anaknya, dan seterusnya. Dengan demikian suksesi reproduksi aseksual ini akan menghasilkan ukuran sel yang semakin kecil (Nontji, 2008). Hal ini akan menyebabkan kedua sel baru akan sedikit berbeda ukurannya, sel yang terbentuk dari sel dalam akan lebih kecil dari sel yang terbentuk dari sel luar. Dengan demikian ukuran individu-individu dari spesies yang sama tetapi dari generasi yang berlainan akan berbeda.
Pembelahan sel secara aseksual ini akan menghasilkan pertumbuhan populasi yang sangat cepat pada kondisi yang optimal. Namun, dengan pembelahan yang berulang-ulang, akan terjadi pengecilan ukuran sel. Reproduksi aseksual seperti ini menghasilkan sejumlah ukuran yang bervariasi dari suatu populasi diatom pada suatu spesies. Ukuran terkecil dapat mencapai 30 kali lebih kecil dari ukuran terbesarnya. Suatu ketika ukurannya mencapai minimum yang selanjutnya akan dikompensasi dengan tumbuhnya auksospora (auxospore) berukuran besar yang akan membelah dan menghasilkan sel baru yang kembali berukuran besar.
Selain algae dan diatom, dinoflagellata juga mengalami perkembangbiakan secara aseksual melalui pembelahan sel sederhana, di mana dalam proses reproduksi sangat tergantung dari kondisi lingkungan. Dalam proses reproduksi ini sel membelah membentuk dua sel dengan ukuran yang sama. Theca bisa ikut membelah, masing-masing sel membentuk theca sebelahnya, atau, theca lepas sebelum pembelahan sel, dan setiap sel baru membentuk dinding sel yang betul-betul baru. Pembelahan aseksual dapat menyebabkan perkembangan populasi yang sangat cepat kalau kondisi lingkungan menguntungkan alge ini. Dinoflagellata seringkali melimpah setelah blooming diatom, karena mereka lebih teradaptasi hidup di perairan yang miskin nutrien.
Di dalam sel terdapat kromosom yang mengandung gen. Ketika sel melakukan pembelahan, kromosom di dalam inti akan menduplikat yang akan diwariskan kepada sel anak. Sehingga sel anak akan menerima (mewarisi) kromosom-kromosom dan gen-gen dengan tipe dan ukuran yang sama dari induknya. Dengan demikian setiap individu mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induknya dan masing-masing kromosom tersebut merupakan sumbangan dari kedua induknya.

2.4.2       Fragmentasi (koloni dan filamen)
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Pada filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi filamen menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut hormogonium. Bila hormogonium terlepas dari filament induk maka akan menjadi individu baru. Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding yang berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin meliputi kerusakan transeluler.
Contoh jenis fitoplankton yang bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi dari golongan alga yaitu Volvox yang merupakan alga dari divisi Chlorophyta berbentuk koloni yang dapat bergerak, dan Spyrogyra yang merupakan Chlorophyta berbentuk benang.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9uY4HiyR90YehfYFiVFwibuIBUybASLH95DEDNpyba77R2Q87gSgprTrs8Un35CU2j1dP0qhv0AAJVxQc7hHv0lFWqQEP23GADkJ-DoJ8x2wY3Ga7_eH5AxoIpRkO9Fzyp9bzvCKHwFtX/s320/fragmentasispyrogyra.jpg
 





 Gambar Fragmentasi pada Spyrogyra
2.4.3       Pembentukan zoospora (sel berflagel dua)
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma). Spora yang sebenarnya merupakan sel vegetatif akan terbentuk pada keadaan yang kurang menguntungkan bagi fitoplankton. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan.
Pembentukan spora merupakan perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus disebut sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai. Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama poses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yang berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa rambut-rambut mengkilap pada ujungnya, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata merah dengan kloroplas di bagian bawah berbentuk piala / pot.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyKCX_3rCpib0Wopb65xEy79OsSmHY9DsME8XkRUQCNXlQHeAJJEgeFn0VgqemcCkSn5sa2NGu3yQxBCBWNEGtDQu01eCYCvDSs4BHHsYn1IYP1v_YsqBFPU9-5wpnom3e8KokYXK5WHu1/s320/sporapadaalgae.jpg
 Gambar Pembentukan spora pada Algae



Jenis alga yang melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual dengan cara pementukan spora antara lain Chlorococcum sp. (alga dari divisi Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak), Chlamidomonas sp. (alga dari divisi Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak), dan Chlamidomonas sp. (alga dari divisi Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak).
Terdapat pula jenis-jenis fitoplankton yang bereproduksi tidak hanya dengan fragmentasi maupun pembelahan sel saja namun dapat juga bereproduksi dengan pembentukan spora. Dari golongan alga, yaitu Hydrodictyon yaitu alga dari divisi Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak yang bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan zoospora.
Selain dengan zoospora, perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan :
1. Aplanospora, yaitu spora aseksual yang tidak motil
2. Hipnospora, yaitu spora autospora yang mempunyai dinding tebal
3. Autospora, yaitu spora yang menyerupai sel induk

2.5       Perkembangbiakan Fitoplankton secara seksual
Meskipun bukan yang biasa seperti reproduksi aseksual, ada jenis fitoplankton yang bereproduksi secara seksual. Gamet (jantan atau betina sel-sel reproduksi seksual) yang dilepaskan ke dalam air oleh sel dewasa. Gamet jantan melebur dengan gamet betina, kemudian menggabungkan untuk menciptakan sel yang lengkap yang sepenuhnya matang dan dapat segera mulai fotosintesis.

2.6       Manfaat dan Peranan Fitoplankton di Perairan
Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. . Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas dinoflgellata tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming dapat mematikan ikan. 
            Dewasa ini fitoplankton telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia antara lain:
1.       Bidang perikanan
Sebagai makanan larva ikan, dilakukan melalui isolasi untuk mendapatkan satu spesis tertentu, misalnya Skeletonema. Kemudian dibudidayakan pada bak-bak terkontrol pada usaha pembibitan ikan untuk keperluan makanan larva ikan.

2.      Industri farmasi dan makanan suplemen
Fitoplankton yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi digunakan sebagai makanan suplemen bagi penderita gangguan pencernaan dan yang membutuhkan energi tinggi. Contoh produk yang beredar dari jenis Chlorella.

3.      Pengolahan limbah logam berat
Dalam pengolahan limbah logam berat fitoplankton dapat digunakan untuk mengikat logam dari badan air dan mengendapkannya pada dasar kolam. Sehingga logam dalam air menjadi berkurang.












BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
ü  Fitoplankton merupakan sekelompok organisme yang memegang  peranan sangat penting dalam ekosistem air, fitoplankton selain disusun oleh sekelompok bakteri terutama juga tersusun dari kelompok ganggang (alga) mikroskopik.

ü  Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepadatan fitoplankton yaitu adanya unsur P, N dan juga kecepatan arus air 

ü  Fitoplankton terdiri dari berbagai jenis ganggang, yaitu Cyanophyta (ganggang hijau biru), Cryptophyceae (kriptofita), Dinophyceae (dinoflagelata), Chlorophyta (ganggang hijau), Euglenophyta (kelompok euglena), Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyceae dan Haptophyceae (ganggang kuning keemasan)

ü  Perkembangbiakan fitoplankton secara aseksual dapat melalui pembelahan sel, fragmentasi, maupun pembentukan spora. 

ü  Fitoplankton berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. . Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa.





DAFTAR PUSTAKA


Sunarto. 2008. Karakteristik Biologi dan Peranan Plankton Bagi Ekosistem Laut. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/karakteristik_ biologi_dan_peranan_plankton.pdf. 18 Juli 2010.


 






2 komentar:

  1. Poker | Baccarat | Newest and Best Baccarat Online - Free Bet
    Baccarat is a game of chance at 바카라 사이트 the casino, 1xbet whether 제왕카지노 you're a beginner or a professional, with its rules, bonuses, and the pros and cons.

    BalasHapus